Bioplastik bahan Singkong inovasi potensi alam

Bioplastik bahan Singkong inovasi potensi alam

Plastik telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia modern, mulai dari kemasan makanan, peralatan rumah tangga, hingga komponen industri. Namun, plastik berbahan dasar minyak bumi memiliki dampak lingkungan yang serius karena sulit terurai di alam. Rata-rata, plastik konvensional membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terdegradasi, sehingga menyebabkan penumpukan sampah dan pencemaran ekosistem. Melihat masalah tersebut, muncullah inovasi bioplastik, yaitu plastik yang terbuat dari bahan alami dan dapat terurai secara hayati. Salah satu bahan potensial yang digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah singkong.

Potensi Tantangan

Bioplastik Singkong, Solusi Atasi Limbah Ramah Lingkungan » Prasetya UB

Singkong atau Manihot esculenta adalah tanaman pangan yang mudah dibudidayakan di Indonesia. Negeri ini bahkan termasuk salah satu produsen singkong terbesar di dunia. Umbi singkong mengandung kadar pati (tapioka) yang cukup tinggi, yakni sekitar 20–40% dari bobot keringnya. Pati ini tersusun atas molekul amilosa dan amilopektin, yang mampu membentuk film tipis menyerupai plastik apabila diproses dengan benar.
Kelebihan singkong sebagai bahan baku bioplastik antara lain : Ketersediaan melimpah – dapat ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Harga relatif murah – jauh lebih terjangkau dibandingkan bahan polimer sintetis.
Terbarukan – berbeda dengan minyak bumi yang jumlahnya terbatas.
Ramah lingkungan – hasil bioplastik dapat terurai lebih cepat, sehingga mengurangi pencemaran.
Dengan potensi tersebut, pemanfaatan singkong sebagai bahan baku bioplastik tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga dapat meningkatkan nilai tambah hasil pertanian lokal.
Proses Pembuatan Bioplastik dari Singkong : Secara umum, pembuatan bioplastik dari singkong melalui beberapa tahap.
Ekstraksi Pati
Umbi singkong terlebih dahulu dikupas, dicuci, diparut, lalu dicampur air. Hasil parutan disaring untuk memisahkan serat kasar, kemudian cairannya diendapkan. Endapan putih yang diperoleh adalah tepung tapioka, yang menjadi bahan dasar pembuatan bioplastik.
Pencampuran dengan Plasticizer
Pati singkong murni bersifat rapuh dan kaku jika langsung diproses. Oleh karena itu, ditambahkan bahan plasticizer seperti gliserol, sorbitol, atau asam asetat. Bahan ini berfungsi meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas bioplastik.
Gelatinisasi Pati
Campuran pati dan plasticizer dipanaskan pada suhu tertentu. Proses pemanasan ini menyebabkan granula pati pecah dan berubah menjadi gel kental yang homogen. Tahapan ini sangat penting karena menentukan kualitas akhir bioplastik.
Pencetakan
Setelah homogen, adonan dituangkan ke cetakan atau dicetak menjadi film tipis. Bentuk akhir dapat disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya lembaran plastik, kantong, atau pelapis makanan.
Pengeringan
Cetakan dibiarkan pada suhu kamar atau dipanaskan dengan oven hingga adonan mengeras dan menguap airnya. Hasil akhir adalah bioplastik berbahan dasar singkong yang siap digunakan.
Kelebihan Bioplastik Singkong : Ada beberapa keuntungan yang menjadikan bioplastik singkong menarik untuk dikembangkan.
Biodegradable – mampu terurai secara alami dalam waktu relatif singkat, yakni beberapa minggu hingga bulan, tergantung kondisi lingkungan.
Tidak beracun – aman digunakan untuk kemasan makanan karena berasal dari bahan alami.
Mengurangi ketergantungan impor minyak bumi – karena bahan baku tersedia di dalam negeri.
Meningkatkan perekonomian lokal – memberikan peluang baru bagi petani singkong melalui diversifikasi produk.
dimana ada kelebihan dsitu pasti ada kekurangan atau kelemahan.
Meski memiliki banyak kelebihan, bioplastik dari singkong juga menghadapi beberapa kelemahan : Sifat mekanik terbatas – bioplastik cenderung rapuh, mudah sobek, dan tidak sekuat plastik konvensional berbasis polietilen.
Kurang tahan air – pati mudah menyerap kelembaban sehingga bioplastik mudah rusak jika terkena air.
Biaya produksi – meski bahan bakunya murah, proses pengolahannya masih lebih mahal dibanding plastik biasa.
Skalabilitas – produksi massal bioplastik memerlukan infrastruktur industri yang memadai.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, banyak peneliti mencoba mengombinasikan pati singkong dengan polimer lain seperti PLA (Polylactic Acid), PVA (Polyvinyl Alcohol), atau serat alami (misalnya nanocellulose). Tujuannya adalah meningkatkan kekuatan, elastisitas, dan ketahanan terhadap air.
Aplikasi Bioplastik Singkong : Bioplastik dari singkong dapat diaplikasikan pada berbagai bidang, antara lain. Kantong belanja ramah lingkungan sebagai pengganti kantong plastik sekali pakai.
Kemasan makanan seperti bungkus roti, snack, dan pelapis biodegradable.
Peralatan sekali pakai seperti sendok, garpu, piring, dan sedotan.
Film pertanian sebagai mulsa biodegradable untuk menjaga kelembaban tanah.
Bahkan, beberapa perusahaan di Indonesia seperti Avani Eco telah memproduksi kantong belanja berbasis pati singkong yang bisa larut dalam air panas dan aman jika masuk ke dalam tanah.
Pasar bioplastik global terus tumbuh seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Menurut berbagai laporan, permintaan bioplastik diperkirakan meningkat lebih dari 15% setiap tahun. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya singkong, memiliki peluang besar untuk menjadi produsen bioplastik berbasis pati. Namun, untuk mengoptimalkan peluang tersebut, dibutuhkan : Investasi riset dan teknologi guna meningkatkan kualitas bioplastik.
Dukungan kebijakan pemerintah berupa regulasi pembatasan plastik sekali pakai dan insentif untuk industri ramah lingkungan.
Kolaborasi dengan petani singkong agar rantai pasok bahan baku tetap stabil.
Jika dikembangkan secara serius, bioplastik singkong dapat menjadi solusi inovatif sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

baca juga : Wisata Gua sarang Surga di Ujung Barat
baca juga : wisata gunung pengubah dunia tambora
baca juga : Gunung Samalas Letusan Raksasa Abad ke-13

RRI.co.id - Singkong Cikarawang Hasilkan Bioplastik, Produknya Sampai ke  Jepang

Bioplastik dari singkong merupakan alternatif ramah lingkungan yang potensial untuk menggantikan plastik berbasis minyak bumi. Dengan ketersediaan singkong yang melimpah di Indonesia, bioplastik ini tidak hanya bermanfaat dari sisi lingkungan, tetapi juga dari sisi ekonomi. Meski masih menghadapi berbagai tantangan seperti ketahanan mekanik dan biaya produksi, perkembangan riset dan teknologi dapat membantu mengatasinya. Ke depan, bioplastik singkong berpeluang besar untuk menjadi salah satu solusi utama dalam mengurangi pencemaran plastik dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Mengenal Singkong dan Jenis-Jenis Singkong Hasil Persilangan yang Ada di  Indonesia

http://www.damienmjones.com


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *