Raden Dicky Candranegara, atau lebih dikenal publik sebagai Dicky Candra, adalah sosok multitalenta di Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai aktor, pelawak, presenter, penulis naskah, dan sutradara. Namun, perjalanan kariernya tidak berhenti pada dunia hiburan. Ia kemudian menapaki jalur politik dan pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Garut (2009–2011) serta kini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tasikmalaya (2025–2030).

Baca juga : Tragedi Tol Cipali Kecelakaan Maut di Ruas Tol
Baca juga : Minimalisme Kalangan Menengah ke Bawah
Baca juga : jejak karier achmad jufriyanto
Baca juga : Inovasi Perkebunan Pohon Mangga Berkualitas
Baca juga : Petualangan Mendaki Gunung Merbabu
Baca juga : Mabar Free Fire bagi Anak Dampak Nyata
Fenomena transformasi dari dunia hiburan ke politik bukanlah hal baru di Indonesia, tetapi perjalanan Dicky Candra memiliki dinamika yang menarik. Ia harus menghadapi pasang surut, mulai dari masa kejayaan di layar kaca, keberhasilan dalam kontestasi politik, hingga tantangan berupa pengunduran diri dari jabatan dan kegagalan dalam pilkada. Namun, ketekunannya membuat ia mampu bangkit kembali dan tetap dipercaya masyarakat.
Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Dicky Candra lahir pada 12 Mei 1974 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya, Raden Duki, B.A., dikenal sebagai sosok yang disiplin dan berpendidikan. Pendidikan formal Dicky ditempuh di kota kelahirannya:
- SD Negeri Citapen I Tasikmalaya (1981–1987)
- SMP Negeri 2 Tasikmalaya (1987–1990)
- SMA Negeri 2 Tasikmalaya (1990–1993)
Sejak masa sekolah, Dicky telah menunjukkan minat pada seni dan hiburan. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, termasuk seni peran dan seni panggung. Minat tersebut kemudian membawanya mengikuti berbagai ajang pencarian bakat pada awal 1990-an.
Awal Karier Hiburan
Karier Dicky Candra di dunia hiburan dimulai pada tahun 1993, ketika ia mengikuti ajang Cowo Idola La Dream Palace Bandung. Tidak hanya menjadi peserta, ia berhasil meraih juara pertama, juara umum, sekaligus juara favorit. Pada tahun yang sama, ia juga masuk sebagai finalis Cover Boy Majalah Mode.
Prestasi tersebut membuka pintu baginya untuk masuk ke dunia hiburan, khususnya modeling. Ia tampil di berbagai acara peragaan busana serta menjadi model iklan. Namun, ia tidak berhenti di sana. Dicky memiliki ambisi lebih besar: berakting dan melawak.
Perjalanan di Dunia Seni Peran

http://www.damienmjones.com
Sinetron
Pada pertengahan 1990-an, Dicky mulai dikenal luas melalui peran di berbagai sinetron. Beberapa judul populer yang melambungkan namanya antara lain:
- Srikhanti
- Lorong Waktu (musim 1–2)
- Titip Rindu Buat Ayah
- Bidadari yang Terluka
- Arjuna Mencari Cinta
- Jaka Sembung
- Romi & Yuli
Perannya yang beragam, mulai dari drama religi hingga komedi, membuatnya dikenal sebagai aktor serba bisa.
Acara Lawak
Selain sinetron, Dicky juga aktif di dunia lawak. Ia tampil dalam acara komedi populer seperti:
- Ketoprak Humor (RCTI)
- Ludruk Kirun (TPI)
- Gelatak-Gelitik Campursari (TVRI)
- Komedi TopLes (RCTI)
Kehadirannya di dunia lawak semakin memperkuat citra Dicky sebagai entertainer yang luwes, menghibur, dan dekat dengan masyarakat.
Film Layar Lebar

Dicky juga menapaki layar lebar. Beberapa film yang dibintanginya meliputi:
- Kiamat Sudah Dekat (2003)
- Kabayan Jadi Milyuner (2010)
- Sule, Ay Need You (2012)
- Modal Dengkul (2014)
- Get Married 5 (2015)
- Suami untuk Mak (2017)
- Hongkong Kasarung (2018)
- Sabyan: Menjemput Mimpi (2019)
- Bangkitnya Mayit: The Dark Soul (2021)
Daftar film tersebut menunjukkan konsistensi Dicky dalam menjaga eksistensinya di dunia hiburan meskipun ia sudah mulai aktif di dunia politik.
Peran di Balik Layar
Selain tampil di depan kamera, Dicky juga berkarya sebagai sutradara dan penulis naskah. Ia menulis dan menyutradarai sejumlah FTV, serial televisi, serta menjadi konsultan komedi. Hal ini membuktikan bahwa ia tidak hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga kompetensi dalam bidang seni peran dan hiburan.
Karier Politik
Wakil Bupati Garut

Pada tahun 2008, Dicky Candra memutuskan terjun ke politik dengan mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Garut berpasangan dengan Aceng H.M. Fikri. Mereka maju melalui jalur independen. Hasilnya, pasangan ini memenangkan pemilihan dengan 535.289 suara (54,29%).
Dicky dilantik sebagai Wakil Bupati Garut pada 23 Januari 2009. Namun, perjalanan politiknya tidak mulus. Ia merasa perannya sebagai wakil bupati sangat terbatas dan sering tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan strategis.
Pada September 2011, Dicky mengajukan pengunduran diri. Ia menilai posisinya tidak efektif, dan kebijakannya sering tidak sejalan dengan bupati. Pada 5 Desember 2011, ia resmi diberhentikan dengan hormat dari jabatannya.
Pilkada Tasikmalaya 2017
Tidak berhenti di situ, Dicky mencoba peruntungan di Pilkada Kota Tasikmalaya 2017. Ia maju sebagai calon wali kota berpasangan dengan Denny Romdony. Pasangan ini diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Namun, hasilnya tidak sesuai harapan. Mereka hanya memperoleh 85.510 suara (22,54%), menjadi pasangan dengan perolehan suara terendah. Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga dalam perjalanan politiknya.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya 2025
Pada Pilkada 2024, Dicky kembali bertarung di arena politik. Kali ini ia maju sebagai calon wakil wali kota, mendampingi Viman Alfarizi Ramadhan. Pasangan ini diusung oleh koalisi partai besar, termasuk Gerindra, NasDem, dan PBB.
Hasilnya sangat positif. Pasangan Viman–Dicky berhasil memenangkan pilkada dengan perolehan 193.225 suara (48,34%). Pada 20 Februari 2025, Dicky resmi dilantik sebagai Wakil Wali Kota Tasikmalaya periode 2025–2030.
Tantangan dan Kontroversi
Perjalanan Dicky Candra tidak selalu mulus. Ia menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya:
- Keterbatasan peran wakil bupati di Garut yang membuatnya memilih mundur.
- Kegagalan di Pilkada Tasikmalaya 2017 yang sempat menurunkan pamornya.
- Pandangan publik yang beragam terkait kiprahnya sebagai artis-politikus. Ada yang menilai ia serius, ada pula yang menilai popularitas artis belum tentu berbanding lurus dengan kapasitas birokrasi.
Namun, langkahnya kembali ke panggung politik membuktikan ketekunannya. Ia tidak menyerah meski pernah mengalami kekalahan.
Gaya Kepemimpinan dan Citra Publik

Dicky Candra dikenal sebagai figur komunikatif, merakyat, dan humoris. Latar belakangnya sebagai pelawak membuat ia mudah berinteraksi dengan masyarakat. Namun, ia juga dikenal tegas dalam menyampaikan prinsip, terbukti dari keberaniannya mengundurkan diri sebagai wakil bupati karena merasa tidak bisa bekerja efektif.
Citra publik Dicky adalah kombinasi antara entertainer dan politikus idealis. Ia tidak hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga ingin menunjukkan integritas dan keberpihakan pada masyarakat.
Leave a Reply